Setelah sesi pertama webinar bersama Ruang Pulih ngomongin soal memahami innerchild. Kini, selanjutnya saya bakal ajakin pembaca blog Malica untuk mengenal bagaimana orang tua mengasuh kita dulu.
Saya tahu, jika masa anak-anak merupakan waktu yang menyenangkan karena kebanyakan berisi hal-hal yang membahagiakan. Namun bukan tidak mungkin ada juga hal buruk yang akan menyelubungi inner child hingga terbawa sampai dewasa.
Nah, agar hal buruk tersebut tak menghantui kehidupan dewasa ada beberapa cara yang disebut dengan strategi reparenting inner child. Strategi ini merupakan cara untuk menghilangkan trauma buruk dan memberi semangat pada diri sendiri. Dengan begitu seseorang akan mudah mengontrol emosi dan menghargai dirinya sendiri.
Apa Itu Reparenting Inner Child?
Reparenting
inner child adalah istilah yang
mengacu pada sebuah proses healing.
Proses untuk menyembuhkan luka yang telah lama terpendam di alam bawah sadar.
Luka yang merupakan sebuah trauma dari masa lalu tepatnya saat masih anak-anak.
Melakukan
proses reparenting tak perlu bantuan orang lain. Hanya perlu sebuah komitmen
yang tinggi, kesadaran serta kesabaran. Pasalnya reparenting memerlukan waktu
yang tidak sebentar. Proses yang tidak instan ini secara perlahan akan membantu
seseorang sembuh dari trauma serta memaafkan semua kejadian di masa lampau.
Strategi Reparenting Inner Child
Pernah
menyaksikan drama korea Its Okay To Not
Be Okay? Drama ini mengisahkan seorang gadis yang mengalami trauma pada inner child. Hal ini kemudian
mempengaruhi kehidupannya saat dewasa.
Pengaruh
luka masa kecil membuatnya menjadi orang yang tidak memiliki empati pada orang
lain. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang perawat laki-laki yang
mengajarkannya untuk menyayangi dirinya sendiri. Si perawat menunjukkan cara
yang tepat untuk mengontrol emosinya dengan melakukan butterfly hug yakni memeluk diri sendiri agar bisa tenang.
Selain
butterfly hug ada juga beberapa
tahapan dalam proses reparenting inner
child ini. Tahapan ini merupakan paparan dari Coach Prasetya M Barata dan
Coach Fena Wijaya. Adapun tahapan tersebut antara lain:
1. Sadar bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi
Cara
pertama dalam proses tahapan reparenting inner
child yaitu menyadari kalau seseorang atau diri sendiri merupakan khalifah
di bumi. Tak perlu jadi pemimpin orang banyak. Cukup jadi pemimpin bagi diri
sendiri. Dengan menjadi pemimpin bagi diri sendiri, seseorang akan mampu
mengenali dirinya.
Semakin
mengenal dirinya maka seseorang akan memiliki referensi. seseorang bisa belajar
pandangan hidup seperti apa yang bisa dia dapatkan dari masa lalu. Dari
referensi inilah dia bisa punya kemampuan dalam mengartikan sesuatu. Bukan itu
saja, seseorang juga bisa membuat referensi baru agar bisa memberi makna baru
dalam hidupnya.
2. Membentuk konsep diri
Untuk
membentuk konsep diri memerlukan referensi yang benar. Referensi yang benar
akan memberi pengaruh dalam hidup seseorang saat dia melihat dunia. Apabila
referensi seseorang buruk maka dunia akan jelek dalam pandangannya. Contoh
konsep diri yang buruk seperti menghindar jika ada masalah dan melempar
kesalahan pada orang lain.
3. Tahapan reparenting inner child
Strategi reparenting inner
child tahap selanjutnya bisa juga dengan menggunakan
teknik hipno atau meditasi. Caranya adalah dengan memanggil sosok dari masa
lalu atau bisa juga dengan membayangkan kehadirannya. Tahap ini sama saja
dengan mengeluarkan anak kecil dalam diri seseorang dengan menggunakan kalimat
yang bisa membuatnya pulih dari luka.
4. Segera bangkitkan diri sendiri dari penghakiman
dan perisakan
Untuk
bisa bangkit dari trauma seperti ini, hal yang perlu seseorang lakukan adalah
meyakinkan dirinya bahwa harga diri bukan berada pada pengalaman buruk di masa
lampau.
Jangan
berpikir untuk menyalahkan orang lain tapi temukan alasan kenapa mereka
melakukannya. Bila telah mengetahui alasannya, maka belajarlah untuk
meningkatkan kemampuan dan percaya diri.
5. Mengatasi emosi
Saat
seseorang sadar kemudian mengakui masalah yang mereka hadapi ini artinya
seseorang tersebut punya kemampuan layaknya manusia. Setelah memiliki kemampuan
ini maka hal berikut yang harus dia lakukan adalah mencari tahu apa sebenarnya
yang terjadi. Kemudian bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Tahapan
reparenting oleh Coach Fena Wijaya lebih kepada pemberian tips agar anak tak
mengikuti pola asuh orang tua yang buruk. Tips tersebut berupa:
- Tak menghakimi orang tua
- Mengingat apa yang telah orang tua berikan kepada
anak-anaknya
- Tidak mengikuti kesalahan yang pernah orang tua
lakukan dengan metode parentingnya.
- Mencintai orang tua dengan segala kelebihan dan
kekurangannya
- Hilangkan anggapan kalau kita adalah korban
- Ubah mindset
- Cintai diri sendiri
Untuk
informasi lebih lengkap mengenai tahapan reparenting inner child ini, silakan ikuti
webinar bersama Healing Parade By Ruang Pulih. Di sini kita akan belajar
dengan Coach Prasetya M Barata dan Coach Fena Wijaya.
Hal Penting Yang Harus
Diperhatikan Saat Reparenting Inner Child
Ada
dua hal penting yang perlu seseorang perhatikan saat proses reparenting inner child. Kedua hal tersebut adalah:
1. Saat melakukan reparenting jangan pernah membenci
diri sendiri. Tanamkan dalam hati bahwa hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan.
Beri sugesti pada diri bahwa itu merupakan proses untuk belajar menjadi orang
yang lebih baik.
2. Tanamkan rasa cinta dan kasih sayang untuk diri
sendiri terutama ketika inner child
buruk hadir. Kuatkan diri agar anak kecil dalam diri memiliki rasa aman.
Itulah strategi reparenting inner child yang bisa seseorang lakukan agar terbebas dari masa lalu. Silakan mencoba, tetap tersenyum dan jangan lupa bahagia.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar