Banyak mitos dan fakta tentang kehamilan yang beredar di tengah masyarakat. Edukasi yang minim membuat banyak ibu hamil tak bisa membedakan mana mitos dan fakta.
Agar ibu hamil tak salah langkah dan bisa membedakan dengan benar mitos atau fakta, maka dr. Indra NC Anwar, Sp.OG menyampaikan sebuah bahasan penting mengenai topik tersebut di sesi kulwap online bersama Maluku Minggu lalu.
Nah, seputar apa saja sih mitos dan fakta yang sempat dibahas dalam kulwap tersebut? Simak pembahasan berikut ini!
Makan dan Minum Ibu Hamil
Melalui sebuah kulwap, dr. Indra menyampaikan banyak mitos dan fakta seputar kondisi kehamilan. Salah satunya adalah tentang konsumsi makanan dan minuman oleh ibu hamil.
Mitos tentang larangan makan dan minum bagi ibu hamil paling sering beredar di tengah masyarakat. Jenisnya juga sangat beragam sampai seringkali membuat ibu hamil kebingungan harus makan dan minum apa.
Mitos pertama, ada yang menyebutkan ibu hamil tak boleh konsumsi jahe. Jahe bisa membuat janin dalam kandungan merasa panas. Padahal konsumsi jahe justru direkomendasikan untuk meredakan mual dan morning sickness di masa kehamilan. Selama tidak berlebihan, sebenarnya tak masalah untuk mengonsumsi jahe dan tak akan berpengaruh besar pada janin.
Selain itu, banyak juga yang menyebutkan bahwa ibu hamil seharusnya tidak minum minuman dingin. Jenis minuman ini bisa membuat bayi di dalam kandungan jadi besar atau bobotnya melebihi normal. Hal ini jelas merupakan mitos karena tidak terbukti minuman dingin membuat janin tumbuh besar.
Masyarakat juga percaya bahwa ibu hamil perlu makan rumput fatimah untuk memperlancar proses persalinan. Menurut dr.Indra, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa rumput fatimah bisa membuat persalinan lancar. Justru konsumsi makanan atau obat tradisional yang bisa merangsang kontraksi seperti ini wajib untuk diwaspadai.
Hubungan Ngidam dan Anak Mengiler
Masyarakat juga percaya bahwa ibu hamil harus dituruti apa keinginannya. Inilah yang dikenal dengan nama ngidam. Jika ngidam ini tidak dituruti maka anak yang dilahirkan nanti bisa sering mengiler.Apakah ini fakta atau mitos belaka?
Menurut dr.Indra, tidak ada istilah ngidam dalam dunia kedokteran. Ngidam ini hanyalah masalah psikologis yang dialami oleh ibu hamil.
Ngidam menjadi wujud keinginan ibu hamil untuk lebih diperhatikan oleh keluarganya. Dengan begitu tak ada pula korelasi antara ngidam dengan anak mengiler. Padahal teori ini sangat populer di kalangan masyarakat sehingga membuat banyak orang merasa harus memenuhi ngidam yang dialami oleh ibu hamil, meskipun keinginannya aneh-aneh.
Ngidam yang dirasakan oleh orang tua sejak masa kehamilan tidak akan berpengaruh pada kebiasaan mengiler si kecil. Jika anak mengiler maka bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bisa saja kebiasaan ngiler ini disebabkan oleh kondisi medis tertentu yang butuh pemeriksaan oleh dokter.
Hubungan Seks saat Hamil
Melalui kulwap tersebut, dr.Indra juga membahas tentang aturan hubungan seksual bagi ibu hamil.
Banyak orang berpikir bahwa semakin besar usia kehamilan maka disarankan untuk semakin sering berhubungan intim. Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya mitos namun juga tak boleh ditelan mentah-mentah.
Dokter akan menyarankan ibu hamil untuk berhubungan seksual dengan suaminya ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Terutama ketika sudah mendekati HPL atau hari perkiraan lahir.
Jika tanda-tanda kontraksi tak kunjung datang, maka bisa distimulasi dengan hubungan seksual. Namun ini bukan satu-satunya cara untuk mempercepat proses kelahiran.
dr. Indra menyebutkan bahwa hubungan seksual di masa kehamilan sah-sah saja. Selama tidak ada masalah pada janin dan kehamilan tidak berisiko tinggi, maka hubungan seksual bisa dilakukan.
Poin yang penting untuk diperhatikan adalah kenyamanan dari pasangan suami istri tersebut. Hubungan seksual yang dilakukan di masa kehamilan harus bisa memberi kenyamanan dan kenikmatan bagi keduanya.
Bentuk Perut dan Jenis Kelamin
Mitos lainnya yang juga beredar di tengah masyarakat seputar kehamilan adalah bentuk perut menjadi tanda jenis kelamin anak. Bentuk perut yang membulat menandakan anak yang dikandung berjenis kelamin perempuan. Sementara itu bentuk perut yang sedikit runcing menandakan jenis kelamin laki-laki.
dr. Indra menyebutkan bahwa tidak ada hubungan apapun antara bentuk perut dan jenis kelamin bayi dalam kandungan.
Bentuk perut akan sangat dipengaruhi oleh tinggi dan berat badan sang ibu. Selain itu posisi janin juga akan memengaruhi bentuk perut ibu saat hamil. Jadi tak bisa menentukan jenis kelamin bayi hanya dari melihat bentuk perut sang ibu.
Ada begitu banyak mitos dan fakta seputar kehamilan yang beredar di tengah masyarakat. Sangatlah penting bagi para ibu untuk mengedukasi diri sendiri dan tidak mudah percaya akan mitos-mitos yang tak terbukti kebenarannya. Poin yang paling penting adalah, ibu hamil harus selalu rutin berkonsultasi dengan dokter dan mengecek kondisi kandungannya.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar