Kapan mulai membuat blog malicaahmad.com?
Dulu, blog Malica adalah blog gratisan yang dibuat untuk sekadar berbagi curhatan pribadi. Lalu, di tahun 2018, kebetulan saya mengikuti kelas gampang menulis artikel yang mana untuk posting tugasnya wajib di blog.
Alhasil, saya pun memberdayakan blog curhatan tersebut menjadi tempat menulis yang lebih produktif.
Namun sayang, saat itu saya belum tergerak sama sekali untuk menjadikannya blog profesional. Karena mungkin, saya belum bisa membaca peluang yang menggiurkan dari blog.
Tujuan saya menulis masih terfokus pada profesi content writer. Sementara untuk mengenal apa itu blog? Fungsi dari ngeblog dan apakah blog bisa menghasilkan? Jujur, sama sekali tidak terlintas dalam benak saya.
Bertemu Sahabat, Blog Malica Ahmad Mulai Menemukan Jalan Bangkit
Saya nggak tahu seberapa gemilang dunia blogger. Karena memang saya tidak memiliki target sukses di sana. Hingga suatu hari, tepatnya ketika saya dilanda kebingungan akan passion menulis, seorang sahabat datang memberi sedikit pandangan.
Sebut saja namanya orang baik. Dialah yang menuntut saya buat ngeblog.
Malam itu, kami berbincang tentang sebuah peluang. Kami ngobrolin peluang receh tentang dunia digital yang semakin mudah, tetapi tantangannya juga banyak.
Hingga sampailah saya sedikit curhat sama dia tentang kegalauan saya terkait RESIGN. Dia yang baru saya kenal kemarin sore tetapi sudah seperti adik sendiri, akhirnya membuka suara.
"Mbak, ngeblog, yuk. Saya jamin mbak menemukan banyak peluang di sana."
Sontak, ucapannya mengingatkan saya pada seorang sahabat yang saat itu memilih berkarir dari rumah sembari ngeblog. Sekarang dia udah jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) tetapi ngeblognya masih tetap aktif.
"Gimana? Mbak udah pernah main-main di blog kan?"
Saya kirim emot ngakak waktu itu. Sambil mengirimkan alamat blog saya yang designnya masih belum seminimalis sekarang.
"Inikah maksudnya? malicaahmad.com namanya nih!"
"Nah, udah punya blog tuh. Tinggal gaspol aja nulisnya. Saya designkan ya blognya. Tapi janji, harus bisa menghasilkan."
Entah, ucapannya seperti magnet yang selalu nempel di otak saya. Nyaris setelah obrolan malam itu, saya mulai berpikir tentang ngeblog. Seolah-olah juga saya harus melakukan ucapan orang baik tersebut.
Sebab dia juga bilang, jika benar saya terjun di dunia blogging. Maka dia akan membantu mengarahkan. Mulai dari cara memulai ngeblog dan segala hal terkait ngeblog. Dia siap sharing. Dia siap saling berbagi ilmu.
Yes, saya pun semangat membesarkan blog bernama malicaahmad.com ini.
Di Balik Nama Malicaahmad.com
Sebenarnya nama Malica Ahmad ini sudah saya gunakan sebagai nama pena sejak terjun di dunia literasi tahun 2017.
Malica adalah dua nama yang terbentuk dari singkatan saya bersama seseorang yang saya kagumi semasa duduk di sekolah menengah pertama.
MA adalah nama dia. Seseorang yang jago membuat kaligrafi Arab. Seseorang yang coretannya selalu membuat saya berdecak kagum. Seseorang yang semakin hari memotivasi saya untuk belajar membuat kaligrafi yang bagus.
Sedangkan LICA adalah nama kecil saya. Nama panggilan di rumah.
Dan AHMAD adalah nama anak sulung saya. Harapannya, dengan memakai nama dia di setiap perjalanan saya di dunia literasi. Kelak, saya bisa memberikan warisan tulisan yang tak ternilai ini ketika dia beranjak dewasa nanti.
Mungkin, saya tidak bisa memberikan warisan melimpah kepada dua anak tersebut. Tetapi setidaknya, ketika jasad saya tak lagi di dunia, tulisan-tulisan saya bisa mereka baca.
Seperti mengutip dari kata bijak Ali Bin Abi Tholib:
Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak
Kenapa Akhirnya Memutuskan Menjadi Blogger?
Pertama, karena blog saya sudah berdomain, maka akan sayang jika saya anggurin begitu saja.
Maka dari itu, saya memutuskan untuk menjadi blogger dan mengelola blog malicaahmad.com lebih profesional lagi.
Beruntung, di awal ngeblog saya diarahkan oleh teman web developer. Lalu seiring berjalannya waktu, saya pun mulai ikut beberapa kelas blogger. Di antaranya, saya belajar tentang Google Adsense, Teknik Menulis Artikel Berkualitas,Teknik SEO, dan banyak lagi.
Di awal belajar ilmu di atas, jujur saya bingung. Tetapi ketika saya mencoba menekuninya, saya justru ketagihan.
Katakanlah teknik SEO. Saya rela begadang tiap malam demi melakukan riset kata kunci untuk membuat artikel berkualitas dan supaya artikel saya berada di halaman pertama.
Tak cukup itu saja, nyaris setiap hari saya memantau pergerakan ngeblog saya. Apakah ada kenaikan pembaca di dasboard google analytic?
Apakah performa di google search console sudah bagus?
Semuanya saya nikmati dengan cara berproses. Saya tidak terburu-buru bisa ini dan itu. Karena saya sadar, di mana pun belajar harus pelan-pelan. Mengunyah materi, lalu memahami.
Dan hasilnya bagaimana?
Alhamdulilah dari hari ke hari blog malicaahmad.com bisa diajak bersaing dengan blog lainnya. Jujur, saya bangga!
Memaknai Peran Blogger untuk Literasi Digital
Blogger tidak hanya dituntut untuk menulis yang baik. Blogger juga wajib melek literasi digital.
Ibaratnya, menulis sudah menjadi bagian dari literasi digital yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Di masa sekarang dengan kemajuan teknologi yang cukup pesat, pemahaman akan literasi itu sangatlah penting.
Seperti halnya menurut Rebecca Powell dalam bukunya yang berjudul Literacy as a Moral Imperative mengatakan bahwa literasi lebih dari sekedar semantik, yang mempelajari tentang baca tulis. Menurutnya, literasi didefinisikan lebih luas sebagai proses sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat.
Makna literasi saja sangat luas. Sudah tentu bahwa literasi digital pun sangat butuh dipahami dan diperhatikan.
Lantas, apa peran blogger untuk Literasi Digital?
Yang pertama, Peran blogger untuk Literasi Digital adalah Menangkal berita hoax dengan membuat konten yang merujuk pada data sehingga tulisan lebih berkualitas, bukan sekadar curhat belaka.
Selain hoax, Blogger juga mengajak banyak orang dengan membudayakan membaca dulu sebelum berpendapat. Ini bertujuan untuk menghindari menerima informasi yang salah.
Bagaimana cara blogger mengajak membaca?
Tentunya tidak secara langsung. Blogger bisa mengajak banyak kalangan dengan cara yang halus. Misal, blogger lebih gencar membuat konten positif di media sosial, menulis banyak informasi positif terkait literasi digital di blog, atau mungkin mulai merambah ke tiktok dan YouTube.
Jika cara-cara di atas sudah dilakukan, maka artinya sudah separuh jalan tugas kita menjalankan peran sebagai blogger mengacungkan betapa literasi digital sangatlah penting diperhatikan.
Menjadi Blogger Sekaligus Influencer, Adalah Cara Terbaik Menjalankan Misi Literasi Digital Juga Menjaring Penghasilan
Saat ini, blogger juga lebih dikenal sebagai influencer. Sebagaimana tugasnya adalah memengaruhi lewat tulisan, maka sah saja blogger disebut Influencer.
Menurut beberapa artikel yang saya baca, seorang blogger yang memang aktif di media sosial dan memiliki banyak follower, itu juga layak disebut Influencer.
Jadi antara blogger dan Influencer rasanya beda tipis. Meski demikian, keduanya memiliki visi dan misi sama, yakni menebar banyak konten bermanfaat di banyak platform digital, salah satunya blog.
Dan tahukah, jika Influencer saat ini menjadi profesi yang paling diminati?
Seperti contohnya saya saat ini yang sedang aktif di salah satu platform digital Influencer untuk mendapatkan penghasilan.
Namanya Intellinfluence adalah sebuah platform pemasaran Influencer yang mempertemukan antara brand dan Influencer untuk berkolaborasi dan bekerjasama guna mendapatkan lebih banyak visibilitas.
Menurut saya platform ini sangat rekomen untuk blogger mendapatkan penghasilan dalam bentuk dollar. Selain itu, lebih intens lagi dalam mengembangkan skill menulis, karena saat mendaftar di platform Intellinfluence, blogger diminta untuk memilih Niche yang paling diminati.
Nah, pertanyaannya sekarang, bagaimana cara mendaftar di Platform Intellinfluence?
Ikuti step by step di bawah ini, ya!
1. Silakan daftar di website https://intellifluence.com
2. Selanjutnya, Anda harus melengkapi data diri meliputi profil diri sebanyak 500 karakter, minat, alamat, dan link media sosial
3. Terakhir, lengkapi email Paypal untuk pembayaran job.
Untuk memudahkan pengecekan job Influencer, Anda bisa mengunduh aplikasi Intellinfluence di smartphone. Bisa untuk pengguna Android maupun IOS.
Saya sendiri suka dengan tampilan aplikasi Intellinfluence di android. Tampilan simple dan mudah digunakan.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar