Hampir dua tahun pandemi menggempur, saya pun merasakan babak belur karena terkungkung. Ke mana pun mau pergi ada aturan yang harus ditaati.
Padahal kalau boleh dibilang, saya ingin sekali pergi jalan-jalan. Tetapi melihat syarat naik kendaraan yang cukup bikin mengelus dada karena saking banyaknya ketentuan diberlakukan oleh pemerintah. Mau nggak mau saya harus menahan diri. Sesak rasanya.
“Sudahlah,
mungkin ini kode supaya kamu berdiam diri di rumah, Malica. Tunda dulu
keinginan travelingnya,” begitu kata hati mengatakan.
Sepertinya bukan
saya saja yang sedang mati-matian menahan diri untuk tidak bepergian terlebih
dahulu. Di luar sana, pasti banyak orang yang merasakan betapa pandemi ini
membatasi kami, para orang yang hobinya plesiran. Hehehe
Bahkan saya cukup takjub ketika membaca artikel yang inti pembahasannya adalah “Usai pandemi mau ngapain?” dan ternyata, tahu tidak, ada data menunjukkan jika 80% orang Indonesia pasti akan melakukan Traveling. Wow, banget, kan?
Kenapa Traveling sangat Dibutuhkan Usai Pandemi?
Mungkin bagi
sebagian orang terdengar aneh “Orang kok suka jalan-jalan. Apa nggak cuma ngabisin
uang doang?”
Jika ditelisik
lebih dalam, memang faktanya traveling membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Tetapi menurut saya, traveling menghamburkan uang atau tidak, tentunya kembali
kepada mindset masing-masing.
Kalau saya
lebih memilih kehilangan duit untuk
traveling tetapi jiwa lebih tenang. Inilah salah satu manfaat dari traveling yang saya jadikan sebagai terapi self healing.
Dan lagipula,
dana traveling itu bisa kita anggarkan jauh-jauh hari kok. Jadi bukan
menghamburkan uang yang kita miliki, tetapi dana yang sudah ditabung tersebut
memang dikhususkan sebagai dana traveling.
Lantas, apa kira-kira yang menjadi alasan kenapa traveling penting dilakukan usai pandemi?
1. Menyehatkan Mental
Selama pandemi
pastinya tak lepas mendengar berita naiknya penderita covid 19, berita duka dan
berita-berita tak mengenakan lainnya. Hal ini tanpa sengaja menggangu kesehatan
mental saya.
Padahal, saya
sudah berusaha menskip berita-berita tersebut dari pandangan mata. Di media
sosial pun saya menghindari membaca berita online yang membahas tentang
penderita covid 19.
Tapi entahlah,
pikiran saya masih mudah teracuni walau sekadar melihat sekilas berita tersebut
lalu lalang di media online. Selain itu, diam di rumah saja dengan pekerjaan
online menumpuk juga acapkali mendatangkan stres.
Karena merasa kesehatan mental terganggu, maka saya memiliki harapan jika seusai pandemi akan melakukan traveling supaya otak saya lebih fresh, jiwa pun lebih tenang.
2. Reward untuk Diri Sendiri
Perjalanan bukan hadiah untuk bekerja, itu pendidikan untuk hidup
Saya melakukan traveling bukan sekadar jalan-jalan biasa. Lebih dari itu, saya menjadikan traveling sebagai reward untuk diri sendiri.
Selama
berdiam diri di rumah saja, saya telah bekerja keras menuntaskan banyak
pekerjaan online. Yang pastinya juga membutuhkan berpikir.
Nah,
dengan memilih traveling sebagai reward, tentunya saya memiliki sebuah tujuan
di mana saya ingin menghargai diri sendiri.
Dua alasan di
atas rasanya sudah cukup sebagai pernyataan bahwa traveling itu penting saya
lakukan usai pandemi nanti. Dan kira-kira mau ke mana liburannya nanti?
Banyuwangi Menjadi Destinasi Wisata Pilihan Usai Pandemi
Meskipun saat ini masih ada larangan untuk perjalanan jauh. Tapi nggak ada salahnya untuk merencanakan travel wishlist usai pandemi nanti, bukan?
Dan saya memilih Banyuwangi sebagai tempat berwisata bersama anak-anak setelah masa pandemi berakhir.
Kenapa memilih Banyuwangi? Bukankah sudah pernah ke sini? Yakin, mau ke Banyuwangi kedua kali?
Well, saya nggak bisa bohong jika pesona wisata di Banyuwangi sulit untuk tidak dikunjungi kembali.
Saya sudah terlanjur jatuh hati dengan ragam destinasi wisatanya yang keindahannya memikat, kulinernya yang khas dan tak biasa di lidah, juga wisata edukasi yang bisa saya kenalkan ke anak-anak.
Liburan terakhir bersama anak-anak di kebun Binatang Surabaya tahun 2019 |
Memiliki Destinasi Wisata Super Istimewa
Berpetualang ke Banyuwangi pasti memiliki kesan tak terlupakan.
Bagaimana tidak, banyuwangi tidak hanya menyajikan pemandangan menakjubkan akan keindahan kawah ijen dengan blue fire-nya, tetapi banyuwangi juga memiliki banyak pantai yang cocok untuk menyegarkan pikiran.
Jadi tak heran jika data statistik dari https://banyuwangikab.go.id menunjukkan bahwa tak hanya wisatawan lokal saja memiliki minat tinggi berwisata ke Banyuwangi. Wisatawan mancanegara pun banyak yang terpikat untuk kembali ke Banyuwangi, lho!
Tak cukup itu saja, beragam wisata edukasi juga bisa dinikmati oleh anak-anak. Misalnya di cagar alam baluran yang banyak flora dan fauna atau pantai Sukamade yang terdapat habitat penyu. Tentunya akan sangat menyenangkan bagi anak-anak, karena mereka bisa liburan sambil belajar, bukan?
Transportasi ke Banyuwangi Mudah
Banyuwangi menjadi pilihan destinasi wisata karena aksesnya yang mudah. Inilah kenapa saya memilihnya sebagai travel Wishlist bersama anak-anak usai pandemi.
Untuk jalur darat, kamu bisa menempuhnya dengan kereta api. Misal saya yang bertempat tinggal di lamongan, Jawa timur. Saat hendak berkunjung ke Banyuwangi, maka saya harus naik bus dulu ke Surabaya.
Nah, setelah turun di terminal Surabaya, jika saya memilih naik bus, maka saya bisa memilih bus jurusan Surabaya-Banyuwangi. Tetapi jika saya memilih transportasi kereta api, maka setelah turun dari terminal, saya harus naik grab atau ojek menuju stasiun Gubeng terlebih dahulu. Lalu memilih kereta Sri Tanjung Surabaya-Banyuwangi.
Buat kamu yang memakai jalur transportasi udara, kamu bisa memilih maskapai penerbangan Jakarta-Banyuwangi misalnya. Dan apapun jenis maskapai penerbangan tersebut bisa langsung dari bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Blimbingsari.
Tersedia Paket Wisata
Buat saya yang memiliki kekurangan tidak bisa naik sepeda motor, tetapi ingin solo traveling ke Banyuwangi. Solusinya adalah memakai jasa paket wisata.
Nah, di Banyuwangi menyediakan paket wisata dengan harga beragam, yang pastinya terjangkau dompet banget, lho.
12 Reddorz Hotel di Banyuwangi
Banyuwangi memiliki wilayah paling luas di Pulau Jawa, yakni 5.782 km2 atau sekitar 578.250 ha. Dengan luas wilayah tersebut, tentunya akses antara satu tempat wisata dengan lainnya jarak tempuhnya cukup lumayan.
Maka, sangat beruntung dengan adanya 12 RedDoorz di Banyuwangi yang ternyata hotelnya tidak hanya berada di tengah kota. Tetapi juga tersebar di beberapa wilayah lainnya.
Ragam Kuliner Tradisional yang Khas
Tak hanya obyek wisata saja yang membuat Banyuwangi sebagai destinasi wisata favorit. Ragam kuliner tradisional yang khas, juga menarik kekaguman para wisatawan yang berkunjung.
Dan saya salah satu buktinya terpikat dengan kelezatan sambal nasi tempong yang rasanya nendang.
Travel Wishlist yang akan Dikunjungi Bersama Anak-Anak Usai Pandemi
Karena rencana liburan usai pandemi adalah targetnya bersama anak-anak, maka saya harus memilih destinasi wisata yang ramah anak pula.
Nah, berikut 4 wisata edukasi ramah anak yang sudah masuk di travel whistlist usai pandemi nanti!
Desa Wisata Suku Osing
Tujuan berlibur mengajak anak-anak, salah satunya adalah memberikan wawasan kepada mereka tentang adat dan budaya di Indonesia.
Nah, kebetulan di Banyuwangi terdapat obyek wisata yang mengusung konsep permainan, tetapi juga menarik karena budaya penduduknya.
Namanya desa wisata suku Osing, yang menurut cerita masyarakat, suku osing merupakan keturunan rakyat kerajaan Blambangan yang mengasingkan diri pada zaman Majapahit.
Yang unik dari suku ini, mereka memiliki bahasa tersendiri. Ada juga bangunan rumah mereka yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Dimana arah menghadap rumah suku tersebut ditentukan oleh hari kematian orang tua.
Nah, dari beberapa fakta unik dari suku Osing itu, saya tergerak ingin mengenalkan anak-anak tentang siapa itu suku osing yang masih sangat kental memegang Adat, tradisi dan budaya di Banyuwangi.
Selain itu, ada kegiatan masyarakatnya yang cukup unik terkait bercocok tanam dan bertani. Cara berpakaian adat serta rumah tinggal yang masih tradisional.
Oh ya, obyek wisata suku osing ini terletak tidak jauh dari pusat kota Banyuwangi. Tepatnya di desa Kemiren, kecamatan Glagah, banyuwangi.
Taman Nasional Baluran
Wisata Agro Taman Suruh
Pantai Boom
RedDoorz, Tempat Menginap Paling Nyaman di Banyuwangi
Kenal Lebih dekat, Siapa sih RedDoorz?
1. Membantu Penginapan Kecil
2. Tersedia Di Berbagai Kota dan Lokasi Wisata
3. Metode Pembayaran Mudah dan Beragam
4. Harga Terjangkau, Kualitas Terbaik
Satu Rahasia Penting Memilih Hotel Agar dapat Harga Murah
Yuk, praktikkan. Dan semoga liburanmu menyenangkan!
kalau ke banyuwangi kudu seminggu
BalasHapus