“Emosi yang tidak tereksrpresikan tidak akan pernah mati. Mereka dikubur hidup-hidup dan akan tampil dengan cara yang lebih buruk.” –Sigmund Freud–
Kalimat ini saya baca pada pembukaan buku ‘Luka Performa Bahagia’. Saya langsung ‘jleb’ banget. Sebab membuat saya mengangguk-angguk, seperti menemukan benang merah tentang emosi diri yang sering tak bisa saya pahami.
Bisa jadi. Segala rasa marah, sedih, dan kecewa yang sering saya pendam di masa kecil adalah bentuk emosi masa lalu yang kurang terekspresikan. Berarti benar apa yang saya rasakan. Bahwa saya punya masalah dengan yang namanya inner child.
Apa itu Program Inner Child Healing Ambasador For Indonesia?
Melalui group WA yang dishare oleh salah satu admin IIDN (Ibu-ibu doyan nulis), saya mengetahui ada program Inner Child Healing Ambasador For Indonesia. Tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar. Alhamdulillah saya diterima.
Di program ini saya belajar mengenal dan memahami tentang apa itu inner child?
Bagaimana pengaruhnya pada diri saya?
Jika inner child tak baik atau mengalami luka. Apa yang bisa saya lakukan?
Program ini merupakan inisiatif dari Intan Maria Le, seorang Praktisi Psikolog. Serta Mas Adi Prayuda, pemandu di Santhosa-Emotional Healing dan Chief Mindfulness Officer PT. Inspiras Kreasi Nusantara.
Mereka bedua adalah penulis buku ‘Luka Bahagia Performa – Mengenal Inner Child Menemukan Jati diri’.
Buku yang isinya sarat makna. Saya jadi bisa memetakan permasalahan terkait emosi yang sedang saya hadapi saat ini.
Di program ini, peserta bisa mengikuti 5 webinar yang membahas berbagai hal tentang inner child. Dua webinar sudah berlangsung. Dan webinar terakhir akan ditutup oleh Kak Seto.
Tahu Kak Seto kan? Namanya sudah sangat terkenal di Indonesia. Jadi saya tak sabar menanti webinar bersama beliau.
Selain webinar, ada juga kelas kelas inner child theraphy bersama Dr. I Gusti Rai Wiguna SpKJ dan Mbak Intan. Kelas ini berlangsung selama 1 pekan.
Melalui kelas ini, saya benar-benar dibimbing dengan berbagai materi untuk mengenali apa itu inner child. Setiap orang punya inner child, sisi anak kecil dalam dirinya.
Banyak inner child yang terluka lantaran pola asuh dari orang tua yang kurag tepat. Saya pun merasakannya. Sampai saat ini saya mudah terdistrak oleh sebuah pengabaian. Sebab dari kecil, saya merasa kurang dihargai dan diabaikan.
Rasanya sakit, saya sampai kelimpungan jika merasakan sebuah pengabaian oleh siapapun. Belum lagi ditambah dengan masalah pribadi sehingga terpaksa saya berpisah dengan pasangan. Semakinlah saya merasa diabaikan.
Bertanggungjawab Pada Inner Child yang Terluka
Kagetnya, melalui program ini dan beberapa webinar yang saya ikuti. Ternyata, saya bisa mengasuh kembali inner child saya agar sepenuhnya sembuh. Lalu saya yang dewasa ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Saya juga perlu berhenti menyalahkan apapun yang terjadi dalam hidup saya. Menyembuhkan luka masa kecil sepenuhnya adalah tanggung jawab saya.
Bagaimana mengasuh inner child yang terluka? Tentu saya tak bisa menjabarkannya di sini. Saya bukan ahlinya. Harus didampingi oleh tenaga profesional.
Saya hanya bisa menyarankan. Jika kamu merasa punya masalah dengan pola pengasuhan orang tua. Silahkan mengikuti webinar di youtube Ruang Pulih setiap hari Minggu. Berlangsung mulai pukul 18.00 WIB.
Tentu, saya tak ingin kedua anak saya mengalami hal yang sama. Saya tak mau mereka memiliki inner child yang negatif. Apalagi mereka hanya memiliki saya seorang, sebagai ibu sekaligus ayah mereka.
Karenanya, saya harus sembuh terlebih dahulu. Semoga bersama program ini, perlahan saya bisa menyembuhkan Inner Child saya.
Kenapa Inner Child Harus Diasuh Kembali?
Banyak orang yang mengabaikan inner child. Dianggap aneh, lucu, dan konyol. Masa lalu ya sudah masa lalu. Ia hanya harus dilupakan.
Padahal itu tak sepenuhnya benar. Jika inner child yang terluka tak disembuhkan. Ia hanya akan menjadi unfinish bussineess yang akan terus menghantui emosi kita.
Mengendalikan kita tanpa kita sadari. Membuat berbagai emosi buruk muncul. Lalu hidup jadi berantakan tak karuan. Kita pun akan sulit untuk berkembang.
Melalui upaya penyembuhan inner child. Maka kita bisa kembali menyusun ulang kehidupan kita. Agar lebih bermakna dan terarah.
Mengasuh Kembali Inner Child yang Terluka
Program Inner Child Healing Ambasador For Indonesia berlangsung sampai 6 bulan ke depan. Kenapa lama? Karena ini proses penyembuhan. Tentu tak bisa hanya dalam sehari dan dua hari saja.
Sejauh ini, saya sudah mendapatkan banyak manfaat dari program ini. Setidaknya, kini saya menyadari. Bahwa ada inner child yang terluka dalam diri saya. Dia minta untuk diasuh kembali.
Manfaat lain, saya jadi punya banyak ilmu baru tentang inner child. Literasi emosi saya pun bertambah. Saya menyadari bahwa emosi hanya perlu diterima lalu kita lepas perlahan. Ketahui penyebabnya dan selesaikan.
Kini, kalau saya tiba-tiba merasa marah tanpa sebab atau cemas berlebihan. Langsung saja saya mencari tau apa sebenarnya dibalik emosi itu. Rasanya jadi lebih tenang.
Karenanya, saya mengajak teman-teman untuk mengikuti webinar setiap hari minggu di youtube channel Ruang Pulih. Yuk pulih bersama!
uwidih, udah nangkring aja nih foto di blog, hahahaha
BalasHapus