Apakah generasi millenial pernah mendengar penyakit kusta? Mungkin kusta kalah populer dengan penyakit yang kerap terjadi diera modern. Padahal, kusta merupakan penyakit yang sudah ada sejak 1400 tahun sebelum masehi dan masih mengintai masyarakat Indonesia. Fakta mengerikannya lagi, Indonesia menduduki top three negara dengan penderita kusta terbesar di dunia, setelah India dan Brazil.
Kusta disebut the neglected tropical disease atau penyakit tropis yang terabaikan di Indonesia. Target Indonesia bebas kusta di tahun 2020 yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI belum terlaksana.
Hal ini dikarenakan masih ditemukannya kasus aktif kusta sebanyak kurang lebih 17.000 kasus baik di propinsi maupun kabupaten dan masih ada propinsi yang belum dinyatakan bebas kusta.
Mengenal Penyakit Kusta
Tahukah kamu apa yang menjadi penyebab penyakit kusta? Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta dikategorikan sebagai penyakit menular yang penularannya tidak mudah dengan masa inkubasi yang panjang sekitar dua hingga lima tahun.
Ilustrasi sederhananya, misalkan ada satu orang yang teridentifikasi menderita penyakit kusta dan disekitarnya ada 100 orang lain, maka kemungkinan hanya 5 orang yang tertular, tiga diantaranta dapat sembuh dengan sendiri dan dua orang butuh pengobatan.
Meski tergolong penyakit menular, yang perlu digarisbawahi penyakit kusta dapat disembuhkan dan sudah ada obatnya. Stigma negatif mengenai penyakit kusta sebagai aib, kutukan, dan guna-guna harus dihilangkan agar semakin cepat penderita melakukan pengobatan dan peluang sembuh semakin cepat. Salah satu dampak dari penyakit kusta adalah disabilitas karena itu tidak ada kata nanti untuk pengobatan penyakit kusta.
Penyakit kusta merupakan penyakit yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lain kecuali otak. Penularan kuman kusta melalui saluran pernafasan atas sehingga orang yang rentan tertular mereka yang melakukan kontak erat dengan penderita dalam kurun waktu yang lama.
Penyakit kusta terdiri atas 2 jebis, yaitu kusta kering (Pausi Basiler) dan kusta basah (Multi Basiler). Beda jenis, tentu beda metode pengobatan sehingga identifikasi diawal sangat penting.
Mengenal Gejala Penyakit Kusta
Dengan mengenal gejala awal penyakit kusta diharapkan masyarakat lebih aware dan segera memeriksakan ke pusat kesehatan masayarakat terdekat. Berikut ciri-ciri atau gejala awal orang yang terkena kusta.
- Terdapat bercak kulit seperti panu atau kemerahan tapi mati rasa.
- Terjadi gangguan fungsi saraf (bergerak, motori, rasa/sensori, otonom/keringat). Contoh, terjadi penebalan sistem saraf seperti bagian sikut dan kaki mati rasa saat terluka.
- Ditemukannya bakteri, walaupun tidak mutlak. Untuk kasus kusta kering tidak ditemukan bakteri.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada 2 jenis kusta. Tanda seorang terkena kusta kering berupa bercak putih seperti panu tapi jumlahnya sedikit dan mengalami mati rasa. Pemulihannya bisa dilakukan dengan rutin minum obat hingga 6 bulan.
Sedangkan kusta basah, adanya penebalan kulit dan bercak tumbuh dan jumlah yang banyak serta berwarna kemerahan. Masa pemulihan kusta basah lebih lama, yaitu dengan rutin minum obat hingga 12 bulan lamanya.
Jika terlambat ditangan penyakit kusta dapat menyebabkan disabilitas karena menyerang sistem saraf. Hal ini dapat dilihat dari gejala lanjutan, seperti:
- Organ mata tidak bisa menutup hingga menyebabkan kebutaan.
- Tangan dan atau kaki menjadi mati rasa pada telapak tangan, jari-jari menjadi memendek, keriting, dan putus-putus.
Mencegah Tentu Jauh Lebih Baik
Salah satu imunisasi wajib yang diberikan kepada bayi adalah BCG. Ternyata, imunisasi BCG pada bayi dapat mengurangi kemungkinan terkena kusta. Selanjutnya, ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit kusta.
Segera Lakukan Pengobatan terhadap Penderita Kusta
Siapa pun dan dimana pun ketika menemukan gejala awal kusta hendaknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Penyakit kusta merupakan penyakit menular karena itu ketika satu orang saja memiliki tanda-tanda kusta, secepatnya mendapat tindak lanjut untuk memutus mata rantai. Ketika seseorang mengidap kusta dan mengonsumsi obat maka sudah tidak akan menular lagi.
Perilaku Hidup Sehat
Segala penyakit bermula dari pola hidup tidak sehat dan lingkungan yang kotor. Apalagi, kusta disebebabkan oleh bakteri. Untuk itu, penting menjaga pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih.
Minum Obat Pencegah Ketika Melakukan Kontak Erat dengan Penderita Penyakit Kusta
Sudah ada obat pencegah bagi keluarga dan tetangga yang melakukan kontak dengan penderita penyakit kusta.
Penutup
Meski Indonesia menjadi negara penyumbang penderita kusta nomor tiga di dunia, nyatanya masyarakat Indonesia masih memerlukan edukasi mengenai penyakit kusta, pencegahan, serta menghapus stigma negatif tentang penyakit kusta.
Hal ini dikarenakan penyakit kusta merupakan penyakit tropis yang masih menjadi momok menakutkan dan menjadi penyakit menular. Semakin cepat penanganan terhadap penyakit ini akan memperkecil risiko penyebaran dan disabilitas baik secara fisik dan mental bagi penderita.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar