Seringkali Anda mendengar sebuah pepatah bahwa "Hidup itu seperti roda yang berputar." Sebuah kondisi antara masa lalu dan masa yang akan datang tidak akan sama. Ada masanya seseorang akan bersyukur atas kesuksesan yang sudah berhasil diraih. Di sisi lain, seseorang juga harus tetap bersyukur meski masalah datang untuk menguji mental diri.
Tapi percayalah, setiap orang yang masih bernapas di dunia ini, tentu hidupnya tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Tampak wajar jika sesekali Anda mengeluh. Bahkan ingin menyerah karena ujian yang dilalui mungkin terasa sangatlah berat.
Namun perlu diingat, seorang pejuang tangguh tidak akan menyerah begitu saja. Bermula dari masalah dan ujian hidup, justru dia akan belajar bahwa inilah hidup yang tidak mudah ditaklukan. Memilih maju melawan? Ataukah mundur bak seorang pecundang?
Seperti halnya Endo Putra, 25 tahun lalu, Ia acapkali mendapat perudungan dan dianggap remeh karena status keluarga yang tidak sempurna dari segi finansial. Jangankan membayangkan bisa bersekolah tinggi, untuk makan hari ini saja, Ibu Endo selalu berpikir keras kira-kira uang dari mana untuk mengenyangkan perut keempat anaknya.
Meski demikian, Endo tidak menjadi anak yang lemah. Tidak juga cepat menyerah walaupun telinga rasanya capek mendengar perudungan dari warga sekitar tak henti-hentinya.
Justru Ia berusaha mencari solusi bagaimana caranya mengubah nasib. Yang tadinya adalah orang biasa, Endo berharap bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya kelak. Hingga niat ingin sukses di usia muda pun terlintas begitu saja.
Lantas, bagaimana cerita inspiratif selanjutnya? Yuk, simak kisahnya!
1. Menjadi Pejuang Tangguh Sejak Kecil
Lelaki yang lebih akrab disapa uda Endo ini, sejak kecil sudah berteman dengan pantai. Sepulang sekolah, Ia seringkali bermain dengan teman-temannya di pantai.
Pernah suatu ketika Endo kecil ingin membeli jajan, namun Ibu selalu menolak memberinya uang. Bukan karena tidak ingin memberi, Ibu hanya ingin mengajarkan jika ingin mendapatkan sesuatu, maka berusahalah sendiri.
Ia tak pernah protes. Apa yang diucapkan ibunya adalah sebuah titah yang tidak bisa dilanggar. Sekalipun soal uang jajan yang sebenarnya Ia sangat menginginkan, Endo memilih cara lain, yaitu mencari ikan bersama nelayan yang ada di kampungnya.
Ketika hasil tangkapan ikan membuahkan hasil, Endo dan teman-temannya akan menjual ikan tersebut ke pasar. Apabila ikan-ikan itu habis terjual, senyum semringah tertangkap jelas di wajah Endo. Yeay! Akhirnya Endo bisa jajan juga dong!
Mungkin inilah yang membuat sosok Endo menjadi tangguh. Kehidupan yang keras mengajarkan arti sebuah perjuangan. Termasuk berjuang dalam hal pendidikan.
Meskipun Endo dilahirkan di sebuah kampung di Padang, tepatnya desa Sasak, Sumatera Barat. Ia paham benar pendidikan itu penting.
Terlahir di dalam sebuah keluarga yang serba kekurangan memang bukan keinginannya. Pun Ia tidak bisa menolak. Akan tetapi mengusahakan agar bisa berpendidikan tinggi demi mengubah nasib adalah keinginan yang harus diwujudkan.
Terlahir di dalam sebuah keluarga yang serba kekurangan memang bukan keinginannya. Pun Ia tidak bisa menolak. Akan tetapi mengusahakan agar bisa berpendidikan tinggi demi mengubah nasib adalah keinginan yang harus diwujudkan.
2. Sempat Menjadi Guru Les di Usia Muda
Agar tetap bisa melanjutkan sekolah sampai di bangku SMA, Endo tidak segan menerima tawaran dari guru matematika di sekolahnya untuk menjadi guru les.
Kebetulan, guru tersebut mengaggumi Endo sebagai salah satu siswa yang jago pelajaran Matematika. Selain itu, Endo juga jago banget Mengaji. Jadi, guru tersebut ingin Endo mengajarkan pada anak lelakinya, betapa mengasyikkan belajar Matematika, begitu pula dengan belajar mengaji yang tak kalah serunya.
Kebetulan, guru tersebut mengaggumi Endo sebagai salah satu siswa yang jago pelajaran Matematika. Selain itu, Endo juga jago banget Mengaji. Jadi, guru tersebut ingin Endo mengajarkan pada anak lelakinya, betapa mengasyikkan belajar Matematika, begitu pula dengan belajar mengaji yang tak kalah serunya.
Dari sinilah Endo memiliki semangat untuk terus bersekolah. Bahkan Ia sempat memimpikan kuliah di perguruan tinggi suatu hari nanti. Dari mana biayanya?
Entahlah. Hanya harapan kecil oleh seorang anak pantai. Tetapi dalam hati, Endo membatin dan menyelipkan sebuah doa, seandainya bisa kuliah, dia ingin sekali mengambil jurusan Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Padang.
Entahlah. Hanya harapan kecil oleh seorang anak pantai. Tetapi dalam hati, Endo membatin dan menyelipkan sebuah doa, seandainya bisa kuliah, dia ingin sekali mengambil jurusan Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Padang.
3. Bisa Ngeblog Sejak SMA
Tidak hanya menyukai matematika, Endo juga hobi mengotak-atik website sejak SMA. Nah, inilah kali pertama Ia bisa mendesain website. Bermula dari rasa penasaran sekaligus takjub akan kemajuan teknologi, Ia akhirnya memiliki beberapa website sebagai ajang trial dan error bakatnya tersebut.
Yang paling menarik, Endo menantang diri dengan membeli sebuah domain untuk website yang dikelolanya. Padahal saat itu, bisa dikatakan bahwa Ia sangat buta pengetahuan tentang apa itu website, apa manfaatnya, apa itu domain, dan banyak pertanyaan yang membuatnya semakin penasaran.
Namun siapa yang menyangka, rasa penasaran tinggi tentang seluk-beluk website membuatnya jatuh di jalan yang tepat.
Namun siapa yang menyangka, rasa penasaran tinggi tentang seluk-beluk website membuatnya jatuh di jalan yang tepat.
4. Melanjutkan Pendidikan Melalui Program Beasiswa
Memang, Endo kerap menjadi juara kelas semasa SMA, akan tetapi kendala biaya menjadi penyebab Ia tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Ada rasa kecewa, itu sudah pasti. Sayangnya Endo tidak mau menyerah begitu saja. Ia percaya bahwa usaha keras akan membuahkan hasil suatu hari nanti. Tak disangka, bagai mendapat durian runtuh. Akhirnya peluang menembus perguruan tinggi pun tercapai.
Dengan penuh percaya diri, Endo mencari informasi tentang beasiswa kuliah. Kemudian, Ia mengutarakan niat dan hasil temuannya kepada Ibu guru matematika.
Gayung pun bersambut, Ibu nan cantik jelita mendukung sekaligus mencarikan info beasiswa tersebut. Hingga sang guru menyarankan untuk mengisi beberapa formulir sebagai persyaratan, sementara Endo pun memanfaatkan kesempatan emas tersebut.
Ada rasa kecewa, itu sudah pasti. Sayangnya Endo tidak mau menyerah begitu saja. Ia percaya bahwa usaha keras akan membuahkan hasil suatu hari nanti. Tak disangka, bagai mendapat durian runtuh. Akhirnya peluang menembus perguruan tinggi pun tercapai.
Dengan penuh percaya diri, Endo mencari informasi tentang beasiswa kuliah. Kemudian, Ia mengutarakan niat dan hasil temuannya kepada Ibu guru matematika.
Gayung pun bersambut, Ibu nan cantik jelita mendukung sekaligus mencarikan info beasiswa tersebut. Hingga sang guru menyarankan untuk mengisi beberapa formulir sebagai persyaratan, sementara Endo pun memanfaatkan kesempatan emas tersebut.
Namun sayang, jurusan Teknik Sipil tidak masuk dalam daftar program beasiswa. Jadi dengan sangat terpaksa, Endo harus memilih jurusan lain. Akhirnya, pilihannya jatuh pada jurusan Teknik Telekomunikasi di Politeknik Universitas Andalas. Kala itu, tekad seorang anak pantai dari tanah Minang semakin kuat mampu mengenggam kesuksesan di masa depan.
5. Mengadu Nasib di Ibukota Sebagai Anak Rantau
Meski awalnya tidak mendapat restu dari orang tua untuk berhijrah ke Jakarta, Endo optimis dengan meyakinkan Ibu dan Ayah, bahwa anggapan anak rantau kembali ke desa dengan tangan hampa tidaklah benar. Mungkin beberapa orang kampung di desanya bernasib demikian, tapi tidak ada salahnya dicoba, bukan?
Endo pun memutuskan untuk menerima tawaran bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi ternama di Jakarta. Sebagai karyawan swasta yang memiliki gaji pas-pasan sekaligus tak ada banyak pengalaman tinggal di kota, sungguh menjadi tantangan besar bagi Endo. Mau tidak mau dia harus menjadi anak mandiri. Ia harus bisa mengelola keuangan dengan baik, agar sedikit banyak gajinya bisa dikirim ke kampung.
Namun, yang namanya nasib seseorang tidak ada yang tahu. Justru di kota besar inilah, bakat Endo bisa berkembang dan bertumbuh dengan baik.
Hobi ngeblog saat SMA kembali menyala. Endo berusaha serius menjadi seorang blogger setelah sampai di Jakarta. Selain itu, Endo juga mulai merambah ke dunia IT dengan menjadi SysAdmin dan Fronted Web Developer. Keren sekali, bukan?
Hobi ngeblog saat SMA kembali menyala. Endo berusaha serius menjadi seorang blogger setelah sampai di Jakarta. Selain itu, Endo juga mulai merambah ke dunia IT dengan menjadi SysAdmin dan Fronted Web Developer. Keren sekali, bukan?
6. Menciptakan Media Informasi Online Bernama Takaitu
Awalnya Web Developer hanyalah sebagai pekerjaan sampingan di sela kesibukannya menjadi IT engineer di perusahaan telekomunikasi di Jakarta. Tetapi lagi dan lagi, pintu rezeki justru terbuka lebar. Banyak bergaul dengan beberapa blogger di Jakarta, Endo pun mencoba membuat media informasi online yang diberi nama Takaitu.
Sejak berdiri pada tanggal 2 november 2016, nama Takaitu sendiri memiliki filosofi yang tidak jauh-jauh dari bahasa Minang. Dimana taka artinya 'seperti' dan itu artinya 'itu'. Jika digabungkan akan memiliki makna sempurna seperti itu.
Maksud dari kalimat tersebut adalah Endo ingin semua informasi yang disampaikan oleh Takaitu mampu dipahami dan dicerna dengan mudah oleh para pengunjung atau pembaca website. Dan setelah membaca informasi-informasi unik dari Takaitu, mereka akan menyimpulkan dengan mengucapkan 'Owh seperti itu'. Nama yang unik, tetapi juga sangat menarik. Setuju?
7. Menjadi CEO Muda dari Bisnis Hosting
Kesuksesan karirnya di dunia IT terlihat jelas saat Endo berhasil menyabet penghargaan dari Indonesian Website Awards kategori website personal untuk media informasi digital yang dikelolanya. Yup, Takaitu menjadi pemenang site of the month pada tahun 2019 lalu.
Herannya, meski sudah sukses sebagai founder Takaitu tidak lantas membuatnya puas. Justru Endo semakin tertantang untuk mendalami dunia IT. Dia pernah menjadi mentor beberapa kelas online tentang pembuatan website untuk pemula, teknik SEO, juga menghasilkan rupiah dari Google AdSense. Nah, dari kelas tersebut, dia mendapat banyak pelajaran berharga. Juga menjadi awal mula ide membangun sebuah bisnis hosting.
Terinspirasi dari beberapa peserta yang kesulitan membeli domain dan hosting saat training website berlangsung, akhirnya sahabathosting.com muncul di hadapan Anda semua saat ini.
Memang, ide bisnis jasa domain dan hosting ini terkesan receh. Tetapi menurutnya, 5 tahun mendatang semua orang akan membutuhkan domain dan hosting untuk mengembangkan website. Mengingat revolusi industri 4.0 sebentar lagi diterapkan di Indonesia, tidak menutup kemungkinan jika semua orang nantinya akan lebih melek tentang dunia IT.
Memang, ide bisnis jasa domain dan hosting ini terkesan receh. Tetapi menurutnya, 5 tahun mendatang semua orang akan membutuhkan domain dan hosting untuk mengembangkan website. Mengingat revolusi industri 4.0 sebentar lagi diterapkan di Indonesia, tidak menutup kemungkinan jika semua orang nantinya akan lebih melek tentang dunia IT.
Jadi, tidak ada salahnya memulai karir sebagai CEO dari perusahaan sendiri bukan? Siapa tahu nih, doa tersemat tentang masa depan sahabat hosting yang bisa membangun kerajaannya sendiri, pastinya lebih besar dari sekarang.
8. Bercita-cita Menyebarkan Virus Melek Teknologi Bagi Anak-Anak Muda di Pedalaman
Nyatanya, kesuksesan yang ingin diraih Endo Putra tidak melulu berkaitan dengan materi. Dia juga memiliki keinginan, andai orang di pedalaman yang belum melek teknologi itu dibantu dengan belajar website. Dan Endo siap terjun ke lapangan untuk membagikan ilmu yang dimilikinya secara gratis.
Memang, untuk saat ini masih sekadar wacana yang belum terealisasi. Tapi, bukankah tidak ada yang tidak mungkin?
Tugas manusia hanya berencana dan berusaha untuk mewujudkan keinginan. Urusan terealiasi atau tidak, sungguh sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah.
Siapa tahu jiwa sosialnya tersebut mampu mengantarkan Endo memiliki sekolah berbasis teknologi untuk generasi muda yang siap bangkit menjadi lebih baik.
Memang, untuk saat ini masih sekadar wacana yang belum terealisasi. Tapi, bukankah tidak ada yang tidak mungkin?
Tugas manusia hanya berencana dan berusaha untuk mewujudkan keinginan. Urusan terealiasi atau tidak, sungguh sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah.
Siapa tahu jiwa sosialnya tersebut mampu mengantarkan Endo memiliki sekolah berbasis teknologi untuk generasi muda yang siap bangkit menjadi lebih baik.
Sekelumit kisah tentang sosok Endo Putra di atas, hanyalah sebagai penyemangat, khususnya anak muda Indonesia. Bahwa, tinggal di desa bukan halangan untuk sukses di masa depan.
Karena sejatinya, sukses tidak memandang Kamu dilahirkan di mana atau siapa yang sudah melahirkan, tetapi lebih kepada Ingin menjadi siapa di masa depan nanti. Dan pastinya, semua pilihan ada di tangan Anda, wahai anak muda!
Karena sejatinya, sukses tidak memandang Kamu dilahirkan di mana atau siapa yang sudah melahirkan, tetapi lebih kepada Ingin menjadi siapa di masa depan nanti. Dan pastinya, semua pilihan ada di tangan Anda, wahai anak muda!
Dan ngomong-ngomong, siapakah sosok luar biasa di balik semua pencapaian Endo Putra?
Dia tetap menjadi pribadi yang santun dan lebih suka menerapkan ilmu padi. Meski jika dihitung mundur ke belakang, anak kecil berkulit hitam, dekil, dan kurus itu, dulu hidupnya tidak seberuntung teman-teman sebayanya.
Nah, nantikan kisah selanjutnya di postingan blog malica, guys! Hehehe
1 kata, keren!
BalasHapusGreats artikel mom😅😅
BalasHapusMengharukan tapi inspiratif
BalasHapusKeren mba artikelnya
BalasHapus