"Antibiotik itu bukan obat dewa. Dikit-dikit anak flu atau demam, langsung deh dikasih antibiotik. Padahal. Demam dan flu bisa disembuhkan hanya dengan konsumsi makanan bergizi dan istrirahat yang cukup."
Begitulah prolog yang dibuka oleh para dokter muda ahli kesehatan anak saat memainkan peran dalam drama komedi yang bertajuk "Antibiotik bukan obat dewa." Drama yang cukup berkesan dengan para pemain yang kocak tetapi bisa memberikan pesan moral yang jelas pada audiens.
Tampilan drama tentang bijak dalam penggunaan antibiotik yang diperankan oleh ahli kesehatan anak |
Dewasa ini, antibiotik memang kerap dianggap obat dewa oleh kalangan masyarakat. Apa pun sakitnya, solusi pengobatan adalah antibiotik.
Padahal sejatinya tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik untuk sembuh. Dengan istirahat cukup, pola makan sehat, serta selalu berpikir positif, penyakit yang diderita seseorang bisa juga sembuh. Dan perlu diketahui, antibiotik hanya dibutuhkan oleh penderita yang penyakitnya disebabkan oleh bakteri jahat. Sementara penyakit yang disebabkan oleh virus seperti pilek, batuk, dan demam pengobatannya tidak membutuhkan antibiotik sama sekali.
Dr. Joni Wahyuhadi, dr. SpBS K. selaku Direktur utama RSUD Dr.Soetomo pada saat sambutan juga menyampaikan, bahwa masyarakat kita sudah salah kaprah dalam penggunaan antibiotik. Di mana dampak dari penggunaan yang kurang tepat ini, justru menjadi masalah terbesar dalam kesehatan, yang mana bakteri bisa jadi kebal terhadap antibiotik atau disebut juga bakteri resisten.
Dr. Joni Wahyuhadi, dr. SpBS K. memberikan sambutan tentang penting dan bahayanya Antibiotik |
APA ITU ANTIBIOTIK?
Antibiotik adalah obat atau bahan kimia yang dapat mematikan atau menghambat bakteri. Bentuk dari antibiotik ini bisa berupa kapsul, kaplet, tablet, sirup, supposituria, dan injeksi. Antibiotik pada umumnya dihasilkan dari sumber alam.
Pada tahun 1928, saat pertama kali antibiotik ditemukan oleh Alexander Fleming, kemudian diteliti dan mulai diproduksi pada tahun 1940-an. Banyak ditemukan jenis antibiotik. Akan tetapi pada tahun 1980, ternyata tidak adanya penemuan antibiotik baru.
Hal ini disebabkan oleh biaya penelitian mahal, sementara waktu produksi dan pemasarannya hanya dalam waktu singkat sehingga antibiotik mengalami resistensi atau tidak dapat mematikan bakteri.
Pernyataan di atas diperkuat oleh Dominicus Husada,dr. SpAK, Narasumber kedua dalam acara Pekan Kewaspadaan Antibiotik Dunia, Saat ini abtibiotik dalam bahaya. Era semakin maju, akan tetapi sudah hampir 30 tahun lebih tidak ada persediaan antibiotika yang benar-benar baru.
Jadi, terjawab sudah kebingungan tentang antibiotik yang dari tahun ke tahun tetap sama, ya. Lantas, sebenarnya kapan kita membutuhkan mengonsumsi antibiotik? Apakah ada efek samping jika mengonsumsinya berlebihan?
MENGAPA PERLU MENGONSUMSI ANTIBIOTIK? ADAKAH DAMPAK BAHAYANYA?
Sebelum seminar dibuka, Ibu Mariatul Qibtiyah Ssi,SpFRS, Apt selaku pemandu acara menayangkan sebuah video yang cukup membuat para audiens yang hadir berpikir keras. Video sederhana tentang penting dan tidaknya antibiotik dikonsumsi oleh tubuh.
Bahwasanya, antibiotik menjadi penting dikonsumsi apabila kekebalan tubuh tidak mampu melawan bakteri. Tugas dari antibiotik adalah mematikan bakteri patogen dalam jumlah banyak tersebut.
Namun Anda juga perlu tahu, Antibiotik memang berguna untuk proses penyembuhan. Asal digunakan sesuai porsinya dan sesuai anjuran dari dokter. Yang menjadikan antibiotik berbahaya adalah karena hal berikut : Pemakaian yang tidak sesuai, tidak ada indikasi, terlalu lama, terlalu banyak, atau terlalu sedikit akan menyebabkan bakteri menjadi resisten atau kebal.
Nah, dari tadi saya membicarakan bakteri, bakteri resisten, juga virus. Namun saya terlupa, jika tidak semua paham apa fungsi dan bahayanya dari ketiga istilah tersebut.
Baca juga: Pentingkah Memiliki Asuransi Kesehatan?
Baca juga: Pentingkah Memiliki Asuransi Kesehatan?
APA BEDA BAKTERI DAN VIRUS?
Bakteri adalah makhluk hidup terkecil bersel tunggal, berukuran 0,5-5 mikron sampai 100 kali lebih besar daripada virus. Memiliki kemampuan berkembang biak dengan sangat cepat (setiap 20-60 menit). Habitat dan tempat hidup ada di mana-mana, seperti di tanah, air, udara, hewan, tanaman, atau manusia.
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, ternyata dalam tubuh manusia ditinggali 90 triliun bakteri, termasuk bakteri baik (Normal flora) maupun bakteri jahat. Di mana keduanya memiliki manfaat masing-masing.
Sumber foto : SocialTextJurnal.com |
Bakteri Baik bermanfaat untuk:
- Membantu Mencerna makanan dalam usus
- Memproduksi komponen vitamin B dan K
- Stimulasi dan meningkatkan kekebalan tubuh
- Meghambat perkembangan bakteri jahat
Bakteri Jahat bersifat merugikan yang lebih banyak didapatkan dari luar tubuh dan mengakibatkan infeksi sehingga memicu timbulnya penyakit. Beberapa jenis bakteri jahat, antara lain: E.coli, Staphylcoccus SP, Streptococcus sp, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas sp, Acinetobacter sp, Bacteriodes sp.
Darimana bakteri jahat berasal?
- Melalui air yang terkontaminasi
- Melalui makanan
- Kontak seksual yang dapat menyebarkan bakteri sipilis,gonore, dan klamidia
- Melakukan kontak langsung dengan binatang
- Dll.
Virus merupakan mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, berukuran 20-400 nanometer. Jika dibandingkan dengan bakteri, maka virus diumpamakan sebesar bola sepak dan bakteri sebesar bus kota. Sama halnya dengan bakteri, virus juga bisa menguntungkan dan merugikan.
Disebut virus menguntungkan karena virus masuk ke dalam tubuh manusia tidak memberikan pengaruh efek samping dan merugikan. Virus akan berperan dalam pelemahan bakteri, melawan racun (sebagai antioksidan),membuat vaksin, serta manfaat lain dalam dunia kedokteran.
Sumber foto: Dictio community |
Sementara virus yang merugikan tersebut akan memberikan dampak kerusakan pada organ tubuh manusia serta mengakibatkan fatal bagi kesehatan manusia. Dalam hal ini diambil contoh virus yang mengakibatkan penyakit kronis, yaitu hepatitis B, kanker hati, dan HIV yang cenderung merusak kekebalan tubuh manusia.
MENGENAL BAKTERI RESISTEN
Saat ini seluruh negara mengkawatirkan peningkatan munculnya bakteri resisten, dengan dampak meningkatnya morbiditas dan mortalitas. WHO 2013 melaporkan 700.000 kematian akibat komplikasi bakteri resisten pertahun. Dan diperkirakan pada 2050, angka kematian mampu mencapai 10.000.000 akibat bakteri resisten, dan 8.200.000 akibat kanker.
Sementara biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi bakteri resisten sendiri pada kisaran USD 100 Triliun. Melihat pernyataan ini, rasanya bakteri resisten akan menjadi ancaman kesehatan terbesar masa kini.
Sementara biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi bakteri resisten sendiri pada kisaran USD 100 Triliun. Melihat pernyataan ini, rasanya bakteri resisten akan menjadi ancaman kesehatan terbesar masa kini.
Bakteri resisten adalah bakteri yang muncul akibat perubahan mutasi genetic. Terjadi secara natural dan menjadikan tubuh kebal terhadap antibiotik. Hal ini disebabkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Contoh sederhana, Anda menggunakan antibiotik saat sebenarnya tidak butuh untuk mengonsumsinya. Seperti ketika Anda terserang flu biasa atau terkena infeksi virus. Tetapi justru Anda menggunakannya tanpa melalui resep dokter pula.
Jika dibiarkan saja, tidak menutup kemungkinan bakteri resisten ini akan menjadi ancaman besar terhadap kesehatan manusia. Bahkan, risiko dari bakteri resisten ini akan memunculkan bakteri lain yang lebih berbahaya, yaitu multi resisten atau pan resisten atau sering disebut Super bugs, yang mana tidak bisa dimatikan oleh semua jenis antibiotik.
Jadi, penyebab dari menyebarnya bakteri resisten yang mengancam ini, sebenarnya pada diri masing-masing. Ibaratnya Anda membiarkan kran air mengalir terus tanpa digunakan. Begitu juga dengan penggunaan antibiotik berlebihan yang sebenarnya tidaklah penting untuk tubuh. Jika dianalogikan begini: makin sering makan antibiotik, maka semakin banyak bakteri resisten. Dan pastinya turut mempercepat proses resitensi antibiotik, ya.
Bahayanya lagi, bakteri yang sudah terlanjur kebal pada antibiotik akan menimbulkan potensi berikut :
- Memperbesar risiko komplikasi Bakteri
- Biaya pengobatan akan semakin mahal
- Menghambat pengendalian penyakit menular
- Menghambat proses tindakan medis pada masyarakat
Untuk pencegahan supaya terhindar dari resistensi antibiotik adalah dengan mencegah infeksi itu sendiri. Hal ini bisa dilakukan sesuai pemaparan dari Dominicus Husada,dr. SpA (K) berikut ini:
- Pola hidup sehat
- Hindari orang sakit
- Upayakan jangan sakit (Tidak sakit, tidak perlu minum obat)
- Imunisasi
Jadi, semisal masih ada ibu-ibu mengatakan,"Anak saya batuk pileknya nggak sembuh kalau nggak diberi amoksilin."
Maka yang perlu diobati adalah pikiran ibunya, ya. So, Mari kita lebih bijak menggunakan antibiotik!
BAGAIMANA AGAR KITA TERHINDAR DARI INFEKSI?
Seminar yang mengusung tema Masa depan Antibiotik seluruhnya ada pada tangan kita ini bisa saya bilang lebih dari kata Menarik.
Bagaimana tidak, saya standby di lokasi sejak pukul 08.00 WIB dan seminar berlangsung kurang lebih 4 jam tidak terbesit sama sekali kata bosan. Dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu-ibu fatayat dan muslimat, pelaku kesehatan, juga blogger sangatlah antusias menyimak setiap pemaparan yang diberikan oleh para pemateri.
Undangan blogger Lamongan |
Bagaimana tidak, saya standby di lokasi sejak pukul 08.00 WIB dan seminar berlangsung kurang lebih 4 jam tidak terbesit sama sekali kata bosan. Dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu-ibu fatayat dan muslimat, pelaku kesehatan, juga blogger sangatlah antusias menyimak setiap pemaparan yang diberikan oleh para pemateri.
Hingga waktunya pemateri ketiga, Bapak Arief Bachtiar selaku Dept. Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUD Dr. Soetomo menyampaikan materi tentang Bagaimana agar kita terhindar dari infeksi? tidaklah jauh berbeda antusiasnya. Pembawaannya yang kocak dan rendah hati membuat para penonton menyimak dengan seksama. Seolah-olah ketinggalan materi dari Pak Arief ini pasti bikin nyesek tak terkira.
Arief Bachtiar memaparkan tentang bagaimana terhindar dari Infeksi |
"Mengapa orang bisa sakit?" begitu kalimat pembukannya.
Pada dasarnya, tubuh manusia telah dilengkapi dengan sistem kekebalan tubuh, seperti pada kulit, otot, permukaan mukosa mulut, mata, usus, maupun dalam aliran darah. Yang mana secara umum disebut antibodi, berupa kelompok sel darah putih, zat anti bakteri dan virus.
Sistem dalam tubuh pun dibagi menjadi dua, antara lain sistem immunitas innate yang akan mengenali dan mematikan bakteri atau virus. Kedua, sistem immunitas adaptif yang melawan bakteri dan virus yang sudah dikenal oleh tubuh, yang akan membentuk zat antibodi terhadap bakteri dan virus itu sendiri.
Nah, orang bisa sakit apabila bakteri dan virus yang masuk dalam jumlah banyak, sementara imunitas tidak dalam keadaan baik. Sehingga orang bisa saja jatuh sakit.
Selain itu, penyebab paling umum orang sakit adalah dari pikiran. Sebelumnya juga sudah dijelaskan oleh Dr. Joni Wahyuhadi, SpBS (K) bahwa Yang bisa membunuh sel kanker adalah ketahanan tubuh. Dan yang menyebabkan ketahanan tubuh lemah adalah stress dan banyak pikiran. Maka buatlah kondisi nyaman dan senang agar tidak mudah terserang penyakit.
Selain itu, penyebab paling umum orang sakit adalah dari pikiran. Sebelumnya juga sudah dijelaskan oleh Dr. Joni Wahyuhadi, SpBS (K) bahwa Yang bisa membunuh sel kanker adalah ketahanan tubuh. Dan yang menyebabkan ketahanan tubuh lemah adalah stress dan banyak pikiran. Maka buatlah kondisi nyaman dan senang agar tidak mudah terserang penyakit.
Jadi kesimpulannya, mencegah penyakit bisa dimulai dengan membuat pikiran tenang. Selain itu, Pak Arief juga menjelaskan ada 4 poin untuk proses pencegahan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain:
- Gizi seimbang
- Olahraga
- Istirahat cukup
- Rekreasi
Sementara untuk menghindari infeksi menular, ada beberapa tips dari Pak Arief yang bisa Anda praktikkan.
- Meminimalisir kontak dengan orang sakit
- Menggunakan antibiotik dengan bijak
- Membiasakan cuci tangan secara rutin dengan sabun setelah melakukan aktivitas apa pun
- Memastikan keadaan rumah tetap bersih dan Ventilasi terpenuhi
- Memenuhi jadwal vaksinasi untuk anak
Dan acara seminar pada hari Sabtu, 30 November 2019 ditutup dengan tanya jawab bersama ketiga narasumber, yakni Hari Paraton, dr. SpOGK, Dr. Joni Wahyuhadi, SpBS (K), dan Bapak Arief Bachtiar. Tak lama disusul dengan penampilan-penampilan para dokter muda yang ikut menyemarakkan Pekan Kewaspadaan Antibiotik Dunia.
Penyerahan Doorprize |
Foto bersama setelah acara seminar selesai |
Hiburan dari Band Sripik, para dokter muda ahli bedah syaraf |
Kesimpulan penggunaan antibiotik secara benar dan bijak
- Antibiotik hanya untuk penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
- Penyakit Infeksi karena virus tidak memerlukan antibiotik
- Pembelian antibiotik harus menggunakan resep dokter (Tidak boleh membeli antibiotik tanpa resep dokter)
- Tidak mengulang pembelian antibiotik menggunakan copy-resep
- Tidak boleh menyimpan antibiotik sisa
- Tidak boleh memberikan antibiotik sisa pada orang lain
- Tidak menggunakan antibiotik untuk mencegah penyakit.
Semoga bermanfaat, ya ^_^
Yang saya temukan di masyarakat sekitar kampung saya tinggal justru kalau ada obat (termasuk antibiotik) dari mantri atau bidan desa, masih suka disimpan dan nanti dikonsumsi lagi. Atau termasuk dikasih ke orang lagi. Padahal itu tidak dibenarkan ya. Harus segera saya sampaikan nih ke mereka.
BalasHapusSaya sepakat Mbak...
BalasHapusAntiBiotik ga bisa diberikan ke sembarang orang.
Masing2 orang beda dosis karena beda kondisi dan harus diberikan sampai habis.
ALhamdulillah, anak saya sampai usia 5tahun belum pernah bersentuhan dengan Anti Biotik. Thanks infonya, Mbak. Harus pada tahu ini karena masih banyak orang yang mikir kalau anti biotik bisa disimpan atau konsumsi orang lain.
Artikelnya bikin nostalgia ke bangku kuliah lagi, deh. Sukaaa, lengkap dan makin memperkuat kalau gak semua penyakit butuh antibiotik.
BalasHapusPada dasarnya semua obat racun, jd sebisa mungkin ga minum obat berlebihan, gitu sih kalau saya hehe
BalasHapusWah event nya bergizi banget! alhamdulillah bisa baca dari blog nya mba Malica, walaupun ngga ikutan.
BalasHapusBtw, dulu saya penganut paham, apa2 minum antibiotik. Setelah punya anak dan gabung beberapa milis kesehatan, baru kenal istilah RUM atau rational use of medicine, salah satunya mengenai cara bijak pemakaian antibiotik. Moga makin banyak yg tercerahkan ttg bijak memakai AB
setau saya tiap ke dokter atau pusat layanan kesehatan pasti di kasih antibiotik juga, dan baru ngehy kalo antibiotik tu bukan segalanya. makasih infonya mbak.
BalasHapusPenjelasan yang sangat lengkap semoga semakin banyak yang teredukasi ya?
BalasHapusAda dokter yang selalu menyelipkan antibiotik sebagai salah satu obat yang ditulis dalam resep. Contohnya disaat anak saya batuk, ke dokter yg satu ngasih antibiotik, ke dokter yg satu enggak. Mungkin memang kita harus bener-bener paham. Thnks atas infonya
BalasHapuslengkap banget mbak info tentang obat antibiotik, berarti kita kudu bener2 cermat kalo dokter kasih resep ya...
BalasHapusSebagai orang yang nggak suka obat (abisnya pait, ups hehehe ...), aku sering menemukan nih ada tenaga medis yang selalu meresepkan antibiotik. Padahal menurutku nggak semua penyakit membutuhkan antibiotik dan ternyata benar, kan?
BalasHapusAh, jadi semakin bertambah nih pengetahuan di tema kesehatan. Paling ampuh memang mengupayakan tindakan pencegahan sih supaya nggak jatuh sakit. Berawal dari pikiran, ini aku setuju banget.
Informasi yang sangat bermanfaat. Alhamdulillah, saya juga orang yang anti menggunakan antibiotik, kecuali kalau sudah parah banget sakitnya. Namun, susah sekali mengedukasi keluarga, terutama kakak saya sendiri yang sedikit2 bila anaknya demam kasih antibiotik.Nggak mampan dengan yang satu, beli dengan yang lainnya sehingga kalau anaknya sakit susah untuk sembuhnya. Padahal dengan menjaga pola hidup, makanan, dan suasana rumah yang tenang, bisa menjadi suatu terapi yang ampuh bila ada keluarga yang sakit.
BalasHapusMakasih sekali lagi informasinya 🙏
Wah ini lengkap banget infonya mbak..aku emang agak ngeri apalagi kalau yang sembarangan nyaranin antibiotik..
BalasHapusTapi kadang dokter banyak juga yang memberikan antibiotik ya huhuhuh makanya harus banyak sosialisasi nih info - info seperti ini.
BalasHapusTerimakasih ya mbak..
BalasHapusInfonya lengkap bgt.
Aku makin yakin klo emamng penggunaan antibiotik scr bijak..
Bersyukur aku menemukan dokter keluarga yang selalu menyarankan pemakaian obat dengan baik termasuk pemakaian antibiotik ini, tak semua penyakit bisa diresepkan antibiotik
BalasHapusMbaaa, thank you for sharing. Bermanfaat banget nih ilmunya, pas pula lagi sedikit berselisih paham dengan uwak saya yang hobi banget dikit cari antibiotik. Rasanya tuh doi belum akan sembuh kalo belum minum antibiotik.
BalasHapusCocok nih aku share info inj ke beliau biar baca sendiri. Thanks for sharing, Mbaaa. ����
Wow mbak, infonya sangat lengkap. Aku jadi tau apa itu bakteri dan virus.. bener banget kalo selama ini walaupun hanya sakit ringan tp bisa langsung lari ke obat, khususnya antibiotik. Dan yg paling bikin kaget, penyebab kita mudah sakit itu adalah "pikiran", sekejap aku jadi mengiyakan.. kenapa akhir2 ini sering sakit ternyata akhir2 ini pikiran sedang ga tenang alias stres, dg baca ini menyadarkan aku deh mbak. Saat nya kontrol pikiran and make it happy.. 🤗 thanks for share mbak ❤️
BalasHapusAh, benar sekali! Namun, pada kenyataannya memang masyarakat kita masih awam soal ini. Kebanyakan jika anak sakit pasti semua bingung cari antibiotik. Thanks for share, Mbak.
BalasHapusAku pernah dapat saran dari dokter kalo seorang anak tidak demam, jangan diberikan antibiotik. Karena kalo salah pemakaian juga bahaya, malah suatu ketika gak mempan untuk pengobatan nya
BalasHapusNah, bener sekali tuh ya,, kl antibiotik itu bukan segala²nya. Saya suka ngingetin jg ke suami yg kl suara serak dikit minum antibiotik yg bentuknya kaya permen itu. Padahal kan hrs cermat jg mengonsumsinya kan ya
BalasHapusEh iya lho. Ada yang menyarankan antibiotik apapun jenis keluhannya. Bahkan ada pula yang dijual bebas di warung-warung yang diracik dengan obat lain. Padahal tidak semua keluhan kesehatan memerlukan antibiotik ya. Pengetahuan tentang kesehatan memang harus selalu diupdate agar tak salah kaprah. Pola makan, olah raga, pola istirahat, dan pikiran (refreshing yang bikin otak kita fresh lagi) juga jangan lupa agar hidup lebih sehat.
BalasHapusAku termasuk yang nggak gampang kasih anak obat apalagi antibiotik. Dan kalo pun harus kasih antibiotik aku perhatiin banget dosis dan harus dihabiskan sesuai resep dokter.
BalasHapusMinum antibiotik itu harus dihabiskan sesuai anjuran dokter agar kedepan nya obat antibiotik bisa bereaksi di tubuh dengan baik
BalasHapusAku baru ngeh soal antibiotik bukan obat dewa dll otu ya setelah punya anak mbak.
BalasHapusDokterku kebetulan penganut RUM dan selalu edukasi soal pemakaian antibiotik gtu.
Kalau emabg gak dibutuhkan emang sebaiknya gak dikonsumsi ya, pentingnya membaca info soal ini dan cari second opinion kalau gak puas sama tawaran peresepan atibiotik. Tapi kalau emang butuh setelah banyak dapat opini ya berarrti wajib konsumsi
Betul mbak. Antibiotik ini seolah2 satu2nya obat yang manjur untuk semua penyakit dan bebas dijual tanpa resep dokter. Aku juga prihatin banget ketika tahu temanku punya obat andalan, apalagi, ya antibiotik.
BalasHapusAku pribadi gak terlalu "obat minded" ya. Biasanya klo kena flu, makan dan istirahat aja yg cukup, udah bisa meredakan gejala flu. Kalo masih belum sembuh barulah ke dokter. Gak percaya diri untuk beli antibiotik sendiri. Lebih tepatnya takut sih.
Untunglah sekarang ada sosialisasi mengenai antibiotik, jadi biar semua lebih aman.
betul banget tuh...antibiotik jangan sering2. nanti malah kebal virus dan bakterinya. pernah juga ikut kegiatan kemenkes, buat sosialisasi obat antibiotik ini. sama deh penjelasannya.
BalasHapusYess mbak, agar bakteti tidak makin resisten. Bijak dalam pemakaian antibiotik itu sangat penting, misal hanya memakai antibiotik jika mendapatkan resep antibiotik dari dokter. Bukan beli sendiri.
BalasHapusSaya paling anti minum obat kalau misalkan sakitnya itu cuma demam dan flu biasa. Masa dikit-dikit obat, kasian organ dalam tubuhnya T_T
BalasHapus