Halo,
Lama absen dari ngeblog nih, kok aku jadi kangen sama , ya? Hehehe
Sebagai pemanasan, supaya semangat ngeblog membara lagi, Malica hadir dengan review film Serendipity. Film Indonesia yang diadaptasi dari novel karya Erisca Febriani.
Ada yang tahu nggak, kira-kira film apa yang bakal saya review?
Yang pasti ini novel membekas banget, bikin mewek pula. Semoga kalian setelah baca review ini, nggak dilanda baper berjamaaah ya. Bisa jadi lautan air mata dong, nantinya. Hehehe
Review Film Serendipity
Film ini berjudul SERENDIPITY, kata penulisnya beberapa hari yang lalu saat ketemu di acara BEKRAF di Surabaya sebagai narasumber, Erisca bercerita bahwa novel yang dijadikan film ini berasal dari ide yang sederhana banget.
Yaitu soal perudungan di sekolah yang kerap terjadi di kehidupan nyata. Di mana kisah ini terinspirasi dari kisahnya saat masa-masa SMA dan kisah para remaja lainnya yang cukup umum terjadi.
Yaitu soal perudungan di sekolah yang kerap terjadi di kehidupan nyata. Di mana kisah ini terinspirasi dari kisahnya saat masa-masa SMA dan kisah para remaja lainnya yang cukup umum terjadi.
Sementara kenapa dia mengambil judul Serendipity?
Ide cerita memang sederhana tapi bagaimanapun Erisca ingin menyelipkan sebuah pesan bahwa dalam hidup ini sebenarnya banyak keajaiban atau kejutan yang tak pernah bisa ditebak. Termasuk kejutan terhadap sesuatu menyenangkan yang terjadi dalam hidup kita.
Jadi, saat dilanda masalah sebaiknya jangan membuatmu patah semangat. Karena keajaiban itu ada. Kejutan baik sudah menanti di depan mata.
Jadi, saat dilanda masalah sebaiknya jangan membuatmu patah semangat. Karena keajaiban itu ada. Kejutan baik sudah menanti di depan mata.
Itulah inspirasi dari judul SERENDIPITY yang kurang lebih memiliki makna sebuah kebetulan yang menyenangkan dalam hidup.
Sinopsis Film Bioskop Serendipity
SERENDIPITY, kata ini pernah popular di tahun 2001, yaitu tentang film drama romantis yang dibintangi oleh John Cusack dan Kate Beckinsale yang berkisah tentang takdir, apakah pasangan yang saling mencintai ini akan bertemu kembali atau justru kisah cintanya berakhir sedih.
Baca sinopsis film serendipity versi barat bikin baper banget. Makin baper lagi dengan versi Indonesia. Namun, ada perbedaan.
SERENDIPITY versi Indonesia yang telah tayang di bioskop pada 9 Agustus 2018 lalu. Film ini bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Rani, yang sekejap saja hidupnya berubah setelah ayahnya wafat. Di mana sang ayah wafat dengan meninggalkan banyak utang. Mau tak mau, Rani dan Ibunya harus menanggung kepahitan itu.
SERENDIPITY versi Indonesia yang telah tayang di bioskop pada 9 Agustus 2018 lalu. Film ini bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Rani, yang sekejap saja hidupnya berubah setelah ayahnya wafat. Di mana sang ayah wafat dengan meninggalkan banyak utang. Mau tak mau, Rani dan Ibunya harus menanggung kepahitan itu.
Tak ada pilihan saat rumah yang menjadi harta satu-satunya Rani dan Ibu sebagai tempat berlindung, ternyata harus tersita juga. Di sinilah bermula Rani gadis remaja lugu- terpaksa menjadi Lady Escort untuk sebuah klub malam.
Eits tunggu dulu. Kisah ini tidak menjurus ke ena-ena seperti kalian pikirkan. Bukan sama sekali, lho.
Rani tetaplah Rani. Dia tetap menjadi remaja seusianya. Meskipun sebagai Lady escort di klub malam, dia hanya bertugas untuk menemani si Om yang hobi banget berjudi. Kata si Om itu, Rani adalah anak pembawa keberuntungan. Jadi setiap kali si Om bermain judi, dia selalu membawa Rani untuk menemaninya bermain. Sadisnya, si Om ini selalu menang judi, lho, berkat kepercayaan takhayul soal keberuntungan tersebut.
Awalnya, hidup Rani baik-baik saja di sekolah meski dia berprofesi sebagai lady escort. Namun semuanya mendadak berubah, ketika kekasihnya yang bernama Arkaan tanpa sengaja memergokinya di klub malam.
Nasib sial pun mulai menghampiri Rani. Saat itu juga Arkaan pun meminta Rani menemuinya di sebuah taman yang biasa mereka bertemu. Tanpa ba bi bu, tanpa banyak tanya , dan tanpa mendengarkan penjelasan Rani, Arkan marah besar. Dia merasa kecewa dan dibohongi oleh Rani. Dan mungkin karena pekerjaannya sebagai lady escort, Rani sama sekali tidak mengizinkan Arkan untuk mengantarkannya sampai ke rumah walaupun sudah hampir 6 bulan berpacaran.
Malam itu memang Indah, tapi mendung bagi Rani dan Arkaan. Kisah asmara mereka putus begitu saja. Dua insan saling mencintai tapi bertekad untuk tidak saling menyapa. Dan hal yang paling menyakitkan, berita tentang lady escort ini menyebar dengan cepatnya di sekolah. Salah satu rival Rani bernama Lola mencuri video dari ponsel Arkaan dan mencuri kesempatan untuk menindasnya. Hingga Jean, sahabatnya pun ikut-ikutan menjauh.
Hidup Rani semakin perih. Dia merasa sendiri. Andai saja ada pilihan yang bisa diambil, siapa sih yang ingin seperti Rani?
Di tengah kesendiriannya, ada murid baru gokil bernama Gibran. Bermula dari duduk sebangku, kemudian sifat Rani yang cuek dan tidak pernah senyum, lambat-laun membuat Gibran penasaran. Berbeda dengan Rani, Gibran yang selalu menguntitnya ke mana pun dia pergi. Justru Rani memilih menghindar.
Namun siapa sangka, Gibran yang tadinya Rani hindari mati-matian, ternyata menjadi malaikat penyelamat hidupnya. Di lain sisi, Gibran memiliki perasaan pada Rani. Dia juga ingin membuktikan bahwa Rani adalah perempuan berharga dan istimewa.
"Gue bisa membeli peralatan untuk studio musikku lagi di lain waktu, Ran. Tapi untuk menyelamatkan hidupmu, rasanya tidak bisa ditunda lagi," kata Gibran.
Ah, so sweet banget deh.
Perempuan mana yang nggak meleleh, sih, Gib?
Sebegitu cintanya Gibran sama Rani, ya. Sampai dia rela berkorban apa saja. Ada nggak ya, remaja era milenial yang mau berjuang mati-matian untuk perempuan yang disayanginya?
Kayaknya nggak banget deh. Hahaha
Lantas, apakah Rani memilih Gibran setelah itu? sebab Gibranlah yang membayar utang ayahnya sekaligus menebus Rani supaya berhenti bekerja sebagai lady escort.
Wah, nggak seru dong kalau Gibran dan Rani bersatu. Gimana Arkaan nantinya? Toh, kayaknya Rani masih suka tuh sama si mantan?
Ngomongin mantan, ada juga resensi novel baper dan inspiratif berjudul Yorick. Silakan baca juga ya Yorick Sang Petarung Tangguh.
Ngomongin mantan, ada juga resensi novel baper dan inspiratif berjudul Yorick. Silakan baca juga ya Yorick Sang Petarung Tangguh.
Cerita Rani belum usai.
Meskipun telah berhenti menjadi Lady escort dan bekerja di salah satu Kafe milik pamannya Gibran, ternyata tidak membuat hidup Rani baik-baik saja. Justru berita hoax yang tidak benar serta perudungan dari beberapa teman-temannya di sekolah semakin merajalela.
Kepala sekolah mengeluarkan Rani tanpa mencari tahu kebenarannya. Tentu saja Rani kecewa. Dia merasa tersisih dan menjadi korban. Saat-saat mendebarkan inilah membuat Arkaan sadar. Bahwa dia masih sangat menyayangi Rani. Tapi karena Ego dan gengsi, dia memilih menjauhi Rani.
Sedangkan di lain kesempatan, Gibran mati-matian memperjuangkan hak Rani sebagai siswa yang menjadi korban hoax, supaya nanti tidak ada korban lagi di sekolah. Dia mengajak demo semua siswa, bahkan juga beberapa guru.
Siapa cewek nggak melting hatinya lihat perjuangan Gibran?
Tentu saja Rani. Dia kagum memiliki teman seperti Gibran, hanya teman. Karena hatinya tidak untuk Gibran. Arkaan lah lelaki yang sangat dia inginkan untuk mengambil hatinya kembali.
Lantas, seperti apa kelanjutan hidup Rani setelah itu? Apakah Gibran atau Arkaan, yang akan dipilihnya untuk menempati ruang hatinya yang kosong?
Silakan beli versi novelnya di toko-toko buku terdekat, ya. Semoga saja novel best sellernya masih nangkring cantik di sana. Di atas hanya sebagian cerita yang aku ulas. Masih ada cerita Ibu Rani dan Ayah Arkaan yang tak kalah seru untuk dinikmati kisahnya.
Oh ya, ngomong-ngomong soal tokoh nih. Aku suka banget sama sosok Mawar Eva De Jongh di sini. Dia benar-benar memainkan perannya sebagai Rani, seorang anak remaja yang tetap kuat karena keadaan. Dia tidak mengeluh dengan keadaan pelik yang aslinya telah merenggut masa-masa indah saat remaja. Dia begitu tegar menghadapi takdir hidup. Tapi setelah Gibran, yang diperankan oleh Maxime Bouttier, memberikan ruang padanya untuk menumpahkan rasa sakit, perih, dan tersisih yang selama ini dia pendam sendiri. Saat itulah dia baru benar-benar mengeluarkan air mata.
Bisa menjadi contoh dan bahan renungan anak remaja sekarang, bahwa kehidupan itu selalu berputar. Tidak selamanya hidup kita akan berada level tertinggi. Tanpa diduga bisa juga hidup kita berada di level terendah. Dan mau tidak mau memang harus dihadapi.
Begitu pun dengan Maxime, aktingnya gokil, gila!
Dia cool abis di film serendipity ini. Meski dia tahu Rani menolak cintanya, dia tidak menyerah bahwa kapan saja Rani membutuhkan tempat bersandar. Dialah tempat ternyaman yang akan membuat Rani tersenyum kembali. Jarang ada cowok begini, kan? hahahaha
Two thumbs pokoknya buat Mawar dan Maxime. Hihi
Untuk Arkan yang diperankan oleh Kenny Austin. Aku nggak suka banget sama karakter dia yang suka cepat menyimpulkan sesuatu. Jadi kelihatan cemen banget. Hihi
Cowok gentle kan, nggak seharusnya begitu ya?
Kalau memang dia benar-benar sayang sama Rani, harusnya dia tanya dong alasannya kenapa dia menjadi lady escort? Bukannya malah diputusin gitu aja, Bang. Sakit tahu! Hahaha
But overall, film remaja ini cakep banget. Sedikit romantisme dan lebih menyelipkan pesan moral positif bagi penikmat film dan novelnya. Proud of Erisca Febriani, yang sudah menghadirkan novel bergizi untuk kalangan remaja. Semoga bermanfaat.
Dia cool abis di film serendipity ini. Meski dia tahu Rani menolak cintanya, dia tidak menyerah bahwa kapan saja Rani membutuhkan tempat bersandar. Dialah tempat ternyaman yang akan membuat Rani tersenyum kembali. Jarang ada cowok begini, kan? hahahaha
Two thumbs pokoknya buat Mawar dan Maxime. Hihi
Untuk Arkan yang diperankan oleh Kenny Austin. Aku nggak suka banget sama karakter dia yang suka cepat menyimpulkan sesuatu. Jadi kelihatan cemen banget. Hihi
Cowok gentle kan, nggak seharusnya begitu ya?
Kalau memang dia benar-benar sayang sama Rani, harusnya dia tanya dong alasannya kenapa dia menjadi lady escort? Bukannya malah diputusin gitu aja, Bang. Sakit tahu! Hahaha
But overall, film remaja ini cakep banget. Sedikit romantisme dan lebih menyelipkan pesan moral positif bagi penikmat film dan novelnya. Proud of Erisca Febriani, yang sudah menghadirkan novel bergizi untuk kalangan remaja. Semoga bermanfaat.
Aihh. .. Suka banget sama quote nya ��
BalasHapusMbak, jadi pengen baca deh. Eh nyari filmnya ah siapa tahu ketemu. Hehe
Filmnya bisa di download di youtube mbak qoty. Hehehe
BalasHapusNovelnya mungkin masih ada di toko buku. Yuk, berburu.
Wih novel remaja banget sih ini, udah lama gak baca novel teenlit kaya begini wkwkwk. Ternyata masih baper jg bacanya. Bagus ternyata novelnya.
BalasHapusAku juga belum baca novelnya, Mbak. Hehehe
HapusBaru lihat filmnya aja di Youtube.
Hai nyah malica, seneng bisa ketemu lagi disini 😁
BalasHapusWah, reviewnya hidup bgt, sy berasa ikut menonton dan bca lho
Suka sam Gibran yang begitu tulus membanti dan merelakan Rani kembali pada Arkan. Sungguh jarang sekali lelaki seperti Gibran itu.
BalasHapusWah,jarang banget mbak. Kalau aja ada di dunyat, pasti seru. Hihi
HapusSuka dengan pemaparan ceritanya dan yang seru quotes di akhir tulisan ini. Saya yes 👍👍
BalasHapusMakasih, Mbak. Hehehe
HapusPenasaran nih sama filmnya kayaknya mesti cari online nih hihihi
BalasHapushehehe..aku baca tulisannya jadi pengen nonton filmnya mbak. secara sudah tua tapi masih suka baca novel remaja dan penggemar FTV juga hahahaha
BalasHapusAku belum baca novelnya. Kalau nontonnya udah... dikit... di TV waktu itu heheheh.
BalasHapusMembaca ulasan ini bikin aku sedikit lebih ngerti jalan cerita karena waktu itu enggak fokus nonton. Tapi ada satu lagu yg nyantol: "Masihkah ada namaku?~"
Novel nya bagus mba��������
BalasHapusSebelum tayang di bioskop, sempat ada beberapa adegannya di webtoon kalau gak salah. Saya sempat baca kok. Atau beda kali ya, tapi alurnya mirip2 loh
BalasHapusUlasannya menarik banget mbak jadi bikin saya penasaran dengan filmnya. Akankah Rani tetap memilih Arkan yang telah memilih menjauh atau beralih ke Gibran yang sudah berjuang membantunya dari perundungan dan hoax?
BalasHapusWaah, review nya menarik. Apalagi yang main si Maxime. Dulu sempet bete dengan anak ini pas dia main film "Refrain". Pas dia masih bocah, hehe...
BalasHapusTapi pas nonton filmnya yg "Meet Me After Sunset", jadi suka dengan aktingnya. So, setelah baca ini kayaknya saya #TeamGibran deh.
Kalau Mawar De Jongh saya ga begitu tahu dia, sih. Berakting jadi Lady Escort pasti ga mudah. Bikin penasaran. Otw nyari film-nya di iflix, deh. Atau nyari novelnya dulu kali, ya...
Review film-nya keren banget Mbak, beneran, saya jadi penasaran sama endingnya, hehe...
BalasHapusQuote nya mak jleb,, reviewnya ciamik
BalasHapusFilmnya ada di youtube ya,, nonton ah,, hehe
klo dalam suatu cerita ada yang tulus tuh kadang bikin saya baper hiks
BalasHapusNaaaah akhirnya aku baca review nya ini. Karena yg aku tau si penulis mengambil premis cerita karena sehabus melewati gang Doli (dulu). Makasih banyak review nya mba, jadi sarat akan pembelajaran banget
BalasHapus