Seumur-umur yang namanya puisi, saya paling nggak suka. Nah, berhubung mengikuti challenge dan dituntut harus BISA, mau tak mau saya pun harus mencoba. Hihi
Entah puisi lama yang berbentuk syair ini layak dibaca atau tidak. Yang penting ada rasa puas ketika teman-teman yang ada di facebook saya berkenan untuk membaca dan klik tombol "Share" di beranda mereka. Hihi
Seenggaknya tulisan syair saya ini bisa untuk pengingat saya pribadi betapa lisan ini sangat tajam ketika sedang terpeleset. Hingga mampu melukai hati seseorang.
Be careful aja lah. Hihi
Nah, silakan dibaca ya karya saya yang masih butuh banyak perbaikan ini.
KE MANA OBAT HENDAK DICARI KETIKA LISAN MELUKAI HATI
Wahai kawan sejati
Dengarlah celotehku pagi ini
Bukan sajak bukan puisi
Sebatas syair pengingat diri
Akulah sang wanita pelari
Walau jatuh ingin terus berdiri
Kadang kerikil menyandung diri
Ku tetap berlari menggapai mimpi
Wahai kawan sejati ….
Makin hari langkahku berat
Kepala tertunduk susah diangkat
Pandangan kabur tak akurat
Tanpa tujuan yang lengkap
Tapi bukan aku jika mudah menyerah
Terus bangkit melawan arah
Demi masa depan yang cerah
Walau masalah setinggi galah
Ya, Akulah wanita tangguh
Bertahan agar tidak terjatuh
Meski dada bergemuruh
Tetap tegar tanpa mengaduh
Tapi riak gelombang lagi menyapa
Penuh angkuh angkara murka
Tanpa ingat siapa dirinya
Dari mana dia tercipta
Padahal hidup hanya sementara
Di dunia yang fana
Tak pantas saling menghina
Apalagi tanpa bukti nyata
Namun Aku wanita kuat
Yang akan banyak berbuat
Tak peduli lisan mengumpat
Tetap melangkah menguatkan tekad
Mendekatkan diri padaNya lekat
Tak lupa ibadah dan bersholawat
Agar mendapat nikmat akhirat
Hingga Tuhan mengangkat derajat
Terima kasih duhai sahabat
Lisan tajammu membuatku kuat
Walau luka hati yang tersemat
banyak hikmah yang kudapat
Ini puisi pertama? Masa iya? Keren begini...Bagus ini Mbak
BalasHapus